Senin, 07 Juli 2008

Kurang Kolagen Perbesar Pori

Pori-pori wajah yang tampak besar, tentu, tak sedap dipandang. Ini bukan salah bunda mengandung, bukan pula kutukan. Pori-pori besar bukan keturunan.

Saat kita masih kanak-kanak, saluran pembuang keringat ini nyaris tak kasat mata. Bila sekarang tiba-tiba melar, pasti ada penyebabnya.

Menurut dr Ruth Juliana, biasanya pori-pori mulai berukuran "jumbo" seiring terjadinya proses penuaan. Pembesaran ini berkaitan dengan makin berkurangnya jaringan kolagen di kulit. "Jaringan ini ibarat karet. Dia yang menjaga pori-pori tampak kecil," ujar dokter konsultan Melliderma Skin Health Clinic itu.

Saat proses penuaan terjadi, kolagen mengalami degradasi. Jumlahnya makin lama makin berkurang. Sifat karetnya pun mengendur. Akibatnya, pori-pori melebar.

Proses penuaan ini bisa terjadi lebih awal bila kebiasaan hidup tidak baik. Misalnya, merokok atau kurang istirahat. "Karena itu, sering terjadi orang muda sudah berpori-pori besar," jelasnya.

Tak hanya jumlah kolagen, trauma juga menjadi salah satu penyebab pori-pori besar. Trauma itu termasuk pemencetan jerawat atau komedo secara sembarangan. "Jerawat yang belum matang dipaksa keluar. Atau, komedo yang nggak mau nongol dipaksa nongol," contoh lulusan FK Brawijaya itu.

Memang, tidak ada masalah serius dengan pori-pori besar. Hanya, penampilan jadi terganggu. Pun, kotoran jadi lebih mudah masuk sehingga wajah gampang terlihat kusam. Bila merasa tak nyaman, pori-pori bisa dikecilkan. Tapi, pengecilannya tidak sesempurna seperti ukuran pori-pori anak. "Ukurannya diperkecil dan dibuat se-smooth mungkin," jelas wanita berkulit putih itu.

Mengingat pembesarannya karena kurang kolagen, pertumbuhan jaringan ini yang dirangsang. Tindakannya, tinggal pilih. Mau menggunakan produk atau teknologi. Kalau teknologi, ada tindakan mikrodermabrasi, fraxel, micro puncture collagen enhancement, radio frequency, atau laser. Produk yang diberikan biasanya golongan retin A yang merangsang kolagen.

Jawa Pos, 1 November 2007